Minggu, 21 Maret 2010

Pasar Tradisional

Pasar Tradisional

Seiring dengan berkembangnya jaman di Indonesia, masyarakat mulai menginginkan hal yang praktis dalam melakukan segala kegiatannya, termasuk dalam memenuhi kebutuhannya. Dalam hal membeli kebutuhan yang sekarang sangat mudah untuk dilakukannya, sehingga enggan untuk berbelanja di pasar tradisional. Dikuatkan oleh berita “Berita detik.com (Sabtu, 14/03/2009) berjudul "Pasar Tradisional Kian Susah Saingi Pasar Moderen" menguatkan hal tersebut. Menurut berita tersebut pasar-pasar tradisional mulai ditinggalkan para pembelinya yang mulai bergeser ke pasar modern karena harga di pasar modern yang lebih murah dibanding harga di pasar tradisional.”

Pergeseran tren belanja ini membuat pasar tradisional mulai ditinggalkan oleh konsumennya. Karena sekarang banyak pasar modern yang bermunculan dengan berbagai penawaran barang yang menarik konsumen. Menyadari bahwa pasar modern dari segi fasilitas lebih bersih,nyaman,teratur dan harganya pun murah. Sehingga sulit bagi pasar tradisional untuk dapat menyetarakannya dan dapat mengecam pasar tradional.

Didalam pasar tradisional usaha mikro dan menengah yang menjadi kendala dalam mendisribusikan dagangannya.Contohnya Eva, pedagang buah di Pasar Pagi, juga mengakui ada penurunan penjualan. Jika dua tahun lalu ia bisa menjual 1,5 kuintal jeruk, saat ini kadang ia hanya menjual 35 kilogram jeruk. Menurut dia, jumlah pembeli terus turun. Meski sudah mempunyai pelanggan tetap, sebagian pembelinya memilih berbelanja di pasar modern, atau supermarket yang tempatnya lebih nyaman dan tidak perlu menawar harga.


Oleh karena itu kita seharusnya dapat bekerjasama bagaimana agar pasar tradisional ini tidak punah. Bagaimanapun pasar tradisional merupakan pasar untuk membangun perekonomian mikro di Indonesia. Potensi pasar tradisional harus dapat dikelola lebih baik lagi oleh pemerintah agar konsumen tetap menyukai adanya pasar tradisional.

Tidak ada komentar: